Senin, 20 Desember 2010

Kecantikan Hakiki


                Barat yang menganut sistem Kapitalis Sosialis selalu menimbulkan kerusakan. Tidak hanya secara peperangan, tapi juga secara pemikiran. Mereka mengganti seluruh pemikiran kaum muslimin agar selaras dengan ide-ide mereka. Sasaran empuk dari ide-ide mereka adalah para remaja. Mereka mencecoki pemikiran para remaja salah satunya dengan konsep kecantikan ala barat.
Ironisnya, banyak remaja-remaja muslim yang sudah terpengaruh konsep kecantikan ini. Standar kecantikan wanita menurut barat dilihat dari tinggi badan, warna rambut, bentuk wajah, bentuk hidung, dll. Konsep ini telah banyak mempengaruhi pola pikir dan pola sikap remaja muslim. Dimana, mereka rela melakukan apapun demi mencapai nilai materialistik. Ini membuktikan bahwa di zaman Kapitalis sekarang perempuan hanya di jadikan pelampiasan nafsu seksual laki-laki. Faktanya, tingginya wabah pemerkosaan di berbagai negeri barat. 1 dari 20 perempuan di Inggris dan Wales pernah diperkosa. 167 perempuan diperkosa setiap harinya di Inggris dan Wales (data dari British Home Office). Sedangkan di Amerika Serikat terjadi lebih dari satu kali tindak pemerkosaan terhadap perempuan dalam setiap menitnya.
                Jati diri perempuan sekuler barat maupun yang sudah terbaratkan, dibangun  atas dasar pemikiran bahwa kaum perempuan harus bebas dalam menentukan jalan hidup nya. Mulai dari penampilan, etika berbusana, bentuk pergaulan, dll. Itulah jati diri yang ditunjukkan Barat kepada dunia, saat mereka menyebarluaskan pemikiran mereka kepada remaja muslim.
                Padahal, didalam Islam kecantikan wanita bukan seperti ala Barat. Tetapi, wanita itu adalah  sebaik-baik perhiasan. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW. yang artinya: “Dunia dan segala isinya adalah perhiasan, tetapi sebaik-baik perhiasan adalah perempuan shalihah.”(H.R. Muslim). Itulah kecantikan hakiki yang sebenarnya. Seperti halnya Khadijah, istri Rasulullah SAW. Yang luar biasa pengorbanan dan cintanya kepada Islam. Rasulullah pernah berkisah tentang beliau ra.: “Aku belum pernah mendapatkan seorang istri yang lebih baik daripada dia (Khadijah). Ia beriman kepadaku ketika semua orang, bahkan keluarga dan kabilahku, mendustakanku. Dan ia menerimaku sebagai Nabi dan Rasul Allah. Ia masuk Islam, mengeluarkan seluruh harta bendanya untuk menolongku mendakwahkan agama ini; dan ini terjadi ketika hampir seluruh dunia memalingkan dirinya dariku dan menganiayaku. Dan melalui dia, Allah memberkahi diriku dengan anak-anak.”
                Itulah sifat seorang wanita shalihah. Dimana, kebahagiaannya ialah ketika mendapatkan ridho Allah SWT. Dan bersyukurlah kepada Allah karena telah menciptakan kita sebagai seorang wanita shalihah. Karena seorang wanita Shalihah tidak diukur dari pendek atau tinggi, pesek atau mancung, cacat atau normal. Tapi wanita shalihah yang cantik adalah seperti firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu”. (TQS. Al-Hujurat (49): 13).
                Jadi para remaja, sadarlah mulai sekarang. Kita bukanlah remaja yang mengikuti zaman, tapi kita adalah remaja yang merubah zaman. Karena hanya satu syarat saja yang membuat kita cantik di mata Allah SWT yaitu “taqwa”.

Anugerah Terindah dari Allah

Hujan sore itu mengiringi datangnya sebuah berita. Berita kebahagiaan yang telah di tunggu 13 tahun lamanya oleh sepasang suami istri. Selain mereka, masih ada yang ikut bahagia mendengar kabar tersebut. Dialah anak pertama mereka.
Teringat kata sang istri sebelumnya.
                “Abi, umi hamil lagi!” kata sang istri tersenyum.
                “Bener mi?” tanya sang suami terkejut.
                “Bener bi...” jawab sang istri.
                “Alhamdulillah....” ujar sang suami sambil sujud syukur.
Keluarga bahagia itu tak henti mengucap syukur kepada Allah Swt. Karena doa yang telah mereka panjatkan selama bertahun- tahun akhirnya terkabulkan.

ttttt

Hari-hari yang penuh senyuman selalu terukir di rumah mereka. Hingga pada saat umur kehamilan sang istri mencapai 4 bulan, dia dan anak sulungnya terkena penyakit  cacar. Sang istri hanya terbaring lemah di tempat tidur tanpa dapat melakukan apa-apa.
Suatu ketika, sang istri teringat perkataan dokter 4 hari yang lalu.
                “Ibu, kemungkinan bayi yang ibu kandung tidak akan lahir sempurna seperti anak-anak yang lain”. kata dokter.
                “Maksud dokter anak saya ca..cat?” tanya sang ibu yang tanpa terasa air mata mulai membasahi pipinya.
                “Benar bu. Selama sakit, ibu terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan kimia. Itu akan berdampak buruk terhadap bayi yang ibu kandung.” Jawab dokter.
                “Jadi saya harus bagaimana dok?” tanya sang ibu yang mulai menangis.
                “Tidak ada yang dapat dilakukan selain menggugurkan kandungan ibu.” Jawab dokter.
                “Saya tidak bisa dok. Saya dan keluarga sudah sangat-sangat bahagia atas kehamilan ini. Saya tidak ingin membuat mereka sedih.” Kata sang ibu sambil mengusap air matanya.
                “Kalau itu mau ibu,saya hanya bisa doakan semoga bayi yang ibu lahirkan sehat wal afiyat.” Kata dokter.
                “Terimakasih dok!” kata sang ibu sembari pamit pulang.

ttttt

Air mata yang terus membasahi pipi sang ibu kini mulai mereda, ketika terdengar kabar bahwa anak yang di kandungnya adalah seoran laki-laki. Terlebih lagi sang ayah yang tampaknya terlihat sangat bahagia. Karena selama ini ia mengidamkan seorang buah hati laki-laki.
Suatu hari di pagi yang mendung, perut sang ibu terasa sakit. Karena tidak sanggup lagi menahannya, akhirnya ia langsung di bawa ke klinik terdekat oleh keluarganya. Setelah di periksa, ternyata ketubannya telah pecah dan itu menandakan bahwa ia akan segera melahirkan. Ia pun harus menunggu dari pembukaan pertama sampai pembukaan terakhir.
Hari masih siang. Tapi ketuban yang pecah baru sampai pembukaan kelima. Sang ibu tidak sanggup lagi menahannya. Ia merasa sakit di seluruh anggota tubuhnya. Bidan takut terjadi apa-apa jika sang ibu tidak dapat bertahan. Akhirnya tangan sang ibu di infus. Infus itu berguna untuk mempercepat pembukaan ketuban. Hidup dan mati telah ia relakan. Hingga akhirnya lahirlah seorang bayi yang lucu tanpa bersuara serta dengan mata terpejam.
Suami istri itu sangat takut jika terjadi sesuatu terhadap anak mereka.
 Atas kehendak Allah, ternyata anak itu masih hidup. Tapi sayang ia lahir tidak normal. Ia berbeda dengan anak-anak yang lainnya. Anak yang lain bisa tersenyum, sedangkan ia tidak. Anak yang lain bisa bersuara, sedangkan ia tidak. Anak yang lain bisa mengedipkan matanya, sedangkan ia tidak. Anak yang lain bisa bergerak, sedangkan ia tidak. Ia hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur tanpa dapat melakukan apa-apa.
 Tanpa terasa, air mata kembali menetes di kedua pipi suami istri tersebut entah sudah kesekian kali. Air mata itu menetes, ketika mereka mengingat keadaan anak mereka yang semakin hari tidak menunjukkan perubahan. Tapi, mereka tidak pernah lelah untuk mengobati anak mereka. Mereka berusaha sekuat tenaga agar suatu saat nanti anak mereka dapat merasakan kebahagiaan seperti anak-anak lain.

Ttttt

Setelah seminggu kemudian, mata anak tersebut barulah bisa terbuka. Saat itulah untuk pertama kalinya ia dapat melihat dunia. Tapi tidak ada perubahan pada tubuhnya. Tubuhnya tetap tidak bisa bergerak, melainkan hanya bisa terkulai lemah di tempat tidur. Dalam hati yang paling dalam, sebenarnya sang ibu merasa sangat sedih atas cobaan yang sedang di hadapinya. Tapi ia bertekad akan menghadapi cobaan ini dengan ikhlas. Karena, seorang anak yang di titipkan oleh Allah Swt kepadanya harus disyukuri walau dia cacat atau tidak.
Sepasang suami istri ini tak henti-hentinya mencari pengobatan buat anak mereka. Segala macam pengobatan telah di coba, tapi tidak pernah bisa membuat perubahan sedikit pun. Hingga pada suatu hari, mereka mendatangi sebuah rumah sakit yang katanya Insyaallah dapat menyembuhkan anak mereka. Pengobatannya adalah dengan cara Fisioterapi. Fisioterapi ini adalah suatu pengobatan menggunakan sinar laser, yang nanti sinar tersebut akan di arahkan ke tubuh sang anak untuk dapat memperkuat tulang-tulangnya.
Berhari-hari pengobatan ini telah di lakukan. Hingga mulai muncul suatu perubahan pada anak tersebut. Tangannya mulai bisa bergerak sedikit demi sedikit. Sepasang suami istri itu tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allhah Swt. Karena, usaha untuk menyembuhkan anak mereka kini mulai di perlihatkan titik terangnya oleh Allah.
Tanpa terasa, 2 tahun berlalu. Akhirnya selesailah pengobatan tersebut. Anak itu sekarang dapat menggerakkan seluruh anggota tubuhnya. Inilah kekuasaan Allah. Pasti dalam setiap kesulitan, ada kemudahan setelahnya.

Ttttt

Sore yang cerah, secerah hati sepasang suami istri yang sedang bahagia. Tatkala anak mereka mulai memperlihatkan perubahannya. Tapi setelah berselang waktu, anak mereka tetap tidak bisa berjalan dan berbicara.
“Apakah hanya sampai disitu perubahannya?” batin sang ibu. Ia tak kuasa melihat anaknya hanya bisa bergerak sambil terbaring di tempat tidur. Ia ingin melihat anaknya bisa berjalan seperti anak-anak tetangganya. Bisa bermain bersama mereka. Bisa tertawa bersama mereka.
Air mata kembali menetes di pipi sang ibu. Tanpa terasa, menjadi tangisan yang sangat memilukan. Perih hatinya mengingat semua hal ini. Ketika melihat semua orang tersenyum karena perkembangan anak mereka, ia hanya bisa menangis di sudut kamar dengan kondisi anaknya.

ttttt

                Siang itu, ia sedang bermain bersama anaknya. Tiba-tiba dari mulut mungil anaknya berkata “u...ii” {ummi}. Sang ibu tak bisa berkata apa-apa. Seolah-olah lidahnya kelu. Ia pun langsung menelepon suaminya. Ia ingin memberi tahu tentang perkembangan anak mereka. Sang suami tersenyum di seberang sana, ketika mendengar perkataan istrinya.
Hari-hari berikutnya, mereka terus mengajarkan anak mereka berbicara. Butuh waktu lama untuk menuju suatu perubahan. Tapi itu tidak melunturkan semangat mereka. Hingga akhirnya, anak tersebut mulai bisa mengucapkan  “ummi”, “bi”{abi}, “kaka”, “mamam”{makan}, “nunum”{minum}. Walau hanya itu yang dapat diucapkan, tapi terbesit kebahagiaan yang tiada taranya pada sepasang suami tersebut.

ttttt


Saatnya tiba.
Kini, anak itu mulai bisa belajar berjalan. Walau dalam usaha itu banyak menimbulkan memar pada tubuhnya, itu belum seberapa dari hasil yang akan terlihat di kemudian harinya.
“ummmmiiiiiiii.... akittttt” kata si anak merintih kesakitan, setelah terjatuh untuk yang kesekian kalinya.
“ga papa sayang, di coba lagi aja. Kan ummi di sini jagain kamu. Ummi ga akan kemana-mana kok.. Asal, kamu janji sama ummi, kamu akan berusaha belajar berjalan!” Kata ummi tersenyum.
Walaupun kata-kata yang di ucapkan sang ibu tidak di mengerti oleh anaknya, ia tetap tersenyum saat mengatakannya. Seolah-olah anak itu mengerti apa yang di katakan olehnya.

ttttt

5 tahun berlalu. Barulah sang anak mulai bisa berjalan. Ia mulai berjalan kesana-kemari dengan riangnya. Tidak seperti dulu, ia hanya bisa terbaring di tempat tidur. Ia pun mulai bermain ke luar rumah. Berlari-lari di gang-gang kompleks rumah sambil tersenyum ceria. Apakah mungkin dalam hatinya pernah terbesit ungkapan bahwa “ ooh, ternyata begini rasanya bisa berjalan. Bisa tersenyum ceria sambil berlari kesana-kemari. Pasti indahnya dunia ini....”.
Ttttt
“Ngapain kamu disini, pergi-pergi....” kata seorang anak mengusirnya.
“Ia, kita ga mau main sama kamu, kamu kan cacat beda dengan kita!” tambah anak anak yang lain.
“Ca-cat, ca-cat, ca-cat, ca-cat.......” kata anak-anak menyorakinya sambil bertepuk tangan.
“DIAM........” kata sang ibu menghampiri anaknya yang dari tadi sudah menangis tersedu-sedu tanpa bisa melawan.
“Memang anak saya tidak sesempurna kalian. Tapi apakah salah jika ia ikut bermain dengan kalian? Apakah salah?” tanya sang ibu menangis sambil memeluk anaknya.
 “ Ia juga manusia biasa. ia juga ingin memiliki teman. Ia juga ingin tertawa-tawa bersama kalian, apakah salah? C..coba kalian jawab!” tanya sang ibu untuk kedua kalinya sambil menangis tersedu-sedu. Seolah-olah ini adalah sakit paling luar biasa yang pernah ia rasakan. Ia tak tega melihat semua ini. Ia tak tega melihat anaknya tersiksa batin seperti itu. Di kucilkan, di jauhi, di hina. Jika semua ini bisa di rubah, ia ingin menggantikan posisi anaknya. Biar semua ini ia yang merasakannya.
Hening sesaat, tanpa ada yang berani menjawab. Hingga akhirnya sang ibu bertanya untuk yang ketiga kalinya.
“Ia tak pernah minta di lahirkan dalam kondisi seperti ini. Jika ia bisa, pasti ia juga akan minta di lahirkan sama seperti kalian. Tapi Allah berkehendak lain. Ia di lahirkan dalam kondisi banyak kekurangan. Itu pertanda Allah sayang padanya. Walau begitu, mulai detik ini ibu minta kepada kalian semua, bertemanlah dengannya. Jangan lagi pernah kalian mengolok-oloknya. Ibu tidak ingin melihat ia menjatuhkan butir air matanya. Karena itu adalah torehan kesakitan yang sangat dalam di hati ibu. Mengerti kalian semua?”
                “Ngerti buuuuuu...” jawab anak-anak itu berbarengan. Sambil meninggalkan sang ibu dan anaknya yang menangis tersedu-sedu.

Ttttt

                Mulai pagi ini, anak tersebut masuk sekolah. Sekolah yang bernama SDLB(Sekolah Dasar Luar Biasa). Disana banyak terdapat anak-anak yang sama sepertinya. Jika ia sekolah di sana, ia tidak akan merasa minder terhadap teman-temannya. Karena disana terdapat beberapa anak yang juga terlahir tidak sempurna sama seperti ia. Ada yang bisu, tuli, buta, dan segala macam lainnya. Melihat semua itu, sang ibu masih sangat-sangat bersyukur kepada Allah. Karena anak yang di lahirkannya masih memiliki 5 panca indra yang lengkap. Hanya saja, kekurangannya adalah pada mental anak tersebut. Jika ia sekarang berumur 7 tahun, jika dihitung menurut umur anak normal umurnya adalah 3,5 tahun. Karena seperti itulah hitungan umur seorang anak yang menderita keterbelakangan mental. Yaitu setengah dari umur anak normal.
Di sekolah, anak tersebut tidak pernah mau belajar didalam kelas. Tapi ia selalu bermain di luar kelas. Walau begitu, ia termasuk anak yang paling rajin di kelasnya.
Jika anak tersebut pergi keluar kota bersama ayahnya dalam waktu beberapa hari, di rumah sang ibu sangat merasa kesepian. Karena tidak ada yang bisa membuat sang ibu tertawa dengan lepas seperti saat anak itu ada. Walau di rumah ada putri sulungnya, tetap saja terasa berbeda.

ttttt

                Kini anak tersebut sudah besar. Umurnya akan mencapai 9 tahun pada bulan Desember 2010 ini. Begitu pula kemajuan-kemajuan lain yang terlihat dari anak tersebut. Ia sudah bisa makan sendiri. Sudah bisa mandi sendiri. Ia juga sering menemani sang ibu di dapur dan juga bisa melipat pakaiannya sendiri. Ia pun tidak pernah lagi di olok-olok oleh teman-temannya, dan tak akan pernah lagi meneteskan air mata hanya karena kekurangan yang di milikinya.
Semua ini adalah kekuasaan Allah. Sungguh Maha Luar Biasa-Nya Allah. Atas semua kehendak-Nya, sang anak kini dapat merasakan kebahagian seperti anak-anak lainnya.
Di suatu sudut rumah, terukir satu senyum. Senyum kebahagiaan yang tiada taranya atas anugerah terindah yang dimilikinya.

ttttt